Awal cerita sekitaran tahun 2008-2009 kerja di Pusdiklat Kementerian Perdagangan (dulu sih namanya Departemen Perdagangan) sebagai honorer teknisi, hampir tiap hari kerjaannya lebih banyak jadi virus hunter, akhirnya gw bosen juga karena jenuh. Penasaran nyari apakah ada OS yang ngga gampang kena virus biar kerja lebih optimal dan mendaratlah ke Ubuntu.com (Makasih Google). setelah belajar sana sini akhirnya memberanikan diri migrasi desktop teknisi (satu2nya yg gw berani uprak uprek dikantor) dan hasilnya mengecewakan (saat itu Ubuntu 09.10) karena beratnya sistem mengakses OS ini (ga heran sih wong desktop sumpah Jadul, Windoze XP aja lemot banget walau udah tweak sana sini). Entah gimana takdir ngebawa gw menjadi seorang PNS (bukan diangkat tapi ikut ujian).
Tahun 2010, sudah jadi PNS, Istri minta dibeliin netbook yg bisa dengan mudah dipake bwt ngajar, pas beli taunya bodong alias non-OS. Karena males nyari bajakan akhirnya memberanikan diri menginstall Ubuntu 10.10 perkenalan pertama dengan Unity, asli keren banget, ga mainstream dan inovatif. Tapi masih cukup berat untuk netbook istri, cuma saat itu blom kepikiran nyari distro lain (belom paham).
Tahun 2011, gw beli laptop Toshiba dan mulai eksperimen dengan distro Lubuntu 11.04. Karena pernah liat tampilan Chrunchbang Linux dengan Openboxnya yang simple dan hemat memori, akhirnya sang instalasi Lubuntu 11.04 di laptop gw pakein Openbox sebagai WM utama (cuma pake sedikit elemen LXDE bwt tampilan). Netbook istri juga gw perlakukan sama.
Nah sampek sekarang desain desktop favorit gw di laptop, desktop kantor & netbook istri yah kaya gini :
Panelnya make XFCE-Panel karena gampang resize sesuai banyaknya app yg jalan. Kemudian masalah virus, ya tetep aja masih jadi virus hunter, tapi jadi lebih aman colok-pasang flashdisk sembari bantu bersihin virus di flashdisk karena virus Windoze ga jalan di Linux (Alhamdulillah). Juga lumayan terbantu untuk kerjaan2 kantor yg butuh kecepatan & ketepatan, terbukti dengan menggunakan Linux, kerja bisa jauh lebih cepat. Sayang masih dilihat sebelah mata karena pegawai2 lain merasa keluar dari zona nyaman (walau jujur aja sih, ngga) mereka.
Saya senang sekali menemukan blog akang. Saya senang melihat orang Indonesia menulis tentang GNU/Linux. Terima kasih sudah mendokumentasikan migrasi.
BalasHapusOya. Saya senang sekali akang pasang banner LibreOffice di samping. Bukti kepedulian akang.
BalasHapus